Karena mungkin aku begitu takut hanya untuk sekedar melihat muka pucat pasi penuh pemikiran itu. Sekedar bersua bercanda seperti dulu kala saat semua buku kehidupan kita belum terbuka satu sama lain. Kembali bersama layaknya anak kecil menemukan tempat bermain baru. Menikmati setiap hari yang dilewati bersama.

Namun aku terlalu takut merusak apa yang telah dia bangun sebelum datangnya aku. Aku takut akan menyalahi apa yang telah menjadi kehendak-NYA. Aku takut melawan kokohnya istana kecil yang sedang coba dia bangun. Aku bahkan tak sedikitpun ingin dia merubah desainnya. Aku takut keberadaan ku merusak semua mimpinya. Aku terlalu takut. Untuk itu aku coba menahan semua rasa ingin ku dan ku ganti dengan rasa ikhlas melepas karena semua bukanlah milikku, bukanlah inginku, dan bukanlah ranah ku untuk mengaturnya bahkan menginginkanya.  Hanya saja yang terbaik untuk kita. Untuk semua