Seuntai kata tak mampu mewakili setiap jejak memori yang
telah berlalu tanpa pernah berhenti sejenak. Karena sang waktu tidak pernah
mengizinkan untuk sedetikpun mengulang bahkan menghentikannya. Pasir pantai pun
ikut berbisik, menceritakan setiap detik, menit, dan hari-hari yang kita lalui.
Senja kala itu, ditemani secangkir tawa dan sepiring kebersamaan mencoba
mengalahkan segala letih yang ada. Kita begitu bahagia menyaksikan gemercik
hujan dengan bangganya turun membasahi bumi tanpa pernah menyesalinya. Begitu pula
dengan pertemuan kita dan segala cerita yang pernah terukir dengan indahnya
pada setiap tempat. Ini semua tentang sebuah sejarah. Mengapa aku menyebutnya
sejarah? Mengapa tidak aku sebut saja ini sebagai sebuah kenangan? Apakah dua
hal ini berbeda?
Benar,
bagiku kedua hal ini memiliki arti
berbeda dalam hidupku. Aku menyebutnya sebagai sejarah, karena mereka berperan
sebagai pahlawan dalam hidupku. Mereka adalah bagian dari proses dalam mencari,
menemukan, menelaah, merumuskan hingga saat aku memutuskan sesuatu. Mereka semua
memiliki andil didalamnya. Begitu sulit mendefinisikan arti kehadiran
mereka selama satu tahun ini. Itulah mengapa mereka tak aku sebut sebagai
kenangan, karena terlalu sulit menjadikan mereka orang yang hanya bisa aku
kenang. Karena aku tak ingin kelak hanya mengenang mereka, akan tetapi aku
ingin selalu bersama mereka agar bisa membuat sejarah baru lagi dalam hidup. Memberikan
pembelajaran hidup, tawa, tangis, senang, susah bersama. Dan aku tak ingin ini
berakhir.
Terima
kasih banyak untuk satu tahun penuh arti ini.
14 Mei 2016
Husna Zhafirah