Maaf

12.10

Aneh rasanya ketika harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin ini semua hanya persepsi salahku tentang perlakuan yang tak semestinya aku artikan demikian. Mulai mengetahui bahwa pada akhirnya yang terjadi dan yang dirasa hanya sepihak. Impian yang terlanjur menjulang tinggi ke langit, terpaksa dan penuh berat hati harus rela diturunkan kembali. Bahkan harus dihapuskan. Karena memang itulah yang sewajarnya dilakukan sekarang.

Namun bukan bagaimana sulitnya melupakan atau mengakhiri semua, tetapi sulitnya untuk menjalani tanpa ada sedikitpun perasaan yang telah tumbuh dengan gagahnya. Ibarat biji yang terlanjur ditanam dan berkembang  menjadi sebuah benih yang siap dilepas dilahan. Bagaimana menyudahi dan mengembalikan segalanya seperti saat awal tak terjadi sesuatu. 
Maaf dariku atas rasa yang seharusnya tak tercipta seiring berjalannya waktu ini. Maaf pula atas sikap yang tak terkendali saat jauh dan merindukanmu. Maaf untuk setiap kataku yang terkesan manja dan memaksamu untuk selalu ada disini. Maaf untuk setiap keinginanku yang harus kau penuhi. Maaf pula untuk kemarahan yang tak jarang aku sendiri tak mengerti penyebabnya.
Terlalu banyak kata maaf yang ingin terucap, akan tetapi semua itu tak mampu aku lakukan. Karena aku tahu kau tak mengerti akan arti semua perlakuanmu terhadapku. Kau tak mengerti bagaimana aku salah mengartikan semua ini.

12 Juni 2015
dandelion_L

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe